Larangan Sabung Ayam Di Indonesia

Mengenal Sejarah dan Tradisi Sabung Ayam

Larangan Sabung Ayam Di Indonesia – Perdebatan mengenai sabung ayam kian muncul kembali sekian setelah kejadian penembakan terhadap tiga personel kepolisian di Way Kanan, Lampung. Ketiga anggota polisi itu kian tewas setelah ditembak

saat melakukan penggerebekan di lokasi perjudian sabung ayam pada Senin sore, 17 Maret 2025 tersebut.

Peristiwa ini juga kian menimbulkan kontroversi ketertarikan masyarakat

untuk mengetahui apa itu sabung ayam dan alasan mengapa kegiatan ini dilarang di Indonesia dan tidak di perbolehkan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah “sabung” merujuk pada adanya pertarungan atau kompetisi antara dua pihak.

Baca Juga : Sejarah Ayam Jago Nusantara

sampai salah satu pihak dinyatakan sebagai pemenang yang bisa di katakan salah satu ayam kian harus kalah dengan adanya salah atau ayam mati dan tidak bisa bertarung lagi.

Larangan Sabung Ayam Di Indonesia – Sabung ayam merupakan sebuah pertarungan antara dua ekor ayam jantan yang biasanya berakhir ketika salah satu dari mereka kalah atau bahkan kehilangan nyawa

dengan tidak bisa bertarung lagi di arena pertarungan.

Di sejumlah wilayah, istilah untuk sabung ayam bervariasi. Contohnya, di Bali, sabung ayam dikenal sebagai tajen atau taji

sementara di kalangan masyarakat Bugis, dikenal sebagai massaung manu yang berarti pertarungan ayam.

JEJAK MENGENAL SABUNG AYAM DI TANAH AIR INDONESIA

Sabung ayam sudah lama ada di Indonesia. Rekaman sejarah memperlihatkan bahwa aktivitas ini sudah berlangsung sejak era kerajaan di pulau Jawa.

Seorang pejabat dari Dinasti Song, Chou Ju-Kua, dalam karyanya yang berjudul Chu Fan Chi, mencatat bahwa pada masa lalu, masyarakat Jawa sering melakukan pertarungan hewan, seperti ayam dan babi, untuk bersenang-senang.

Peneliti Clifford Geertz mencatat bahwa istilah “sabung” telah tertera dalam tulisan di Bali sejak tahun 922 Masehi. Di Bali, ada dua jenis sabung ayam, yaitu:

  • Tetajen – Pertarungan ayam sebagai jenis rekreasi dan taruhan.
  • Tabuh Rah – Pertarungan ayam yang dilaksanakan dalam rangkaian acara keagamaan.

Selain di Bali, pertarungan ayam juga kian merupakan elemen dari budaya di Kepulauan Sangihe dan berbagai daerah lainnya

yang sering diasosiasikan dengan kebiasaan adat atau upacara tertentu.

Dalam karya tulisnya yang berjudul The Interpretation of Cultures: Selected Essays, Clifford Geertz menggarisbawahi bahwa arena ini mencerminkan kedudukan sosial, prestise, dan hubungan kekuasaan di masyarakat, khususnya di Bali.

Namun, adu ayam tidak hanya berasal dari Bali. Kebiasaan ini juga memiliki sejarah yang panjang dalam berbagai budaya di Indonesia, seperti Jawa, Sunda, dan Bugis.

Thomas Stamford Raffles, dalam bukunya The History of Java (1817)

mencatat bahwa pertandingan ayam adalah bentuk hiburan yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa.

Di antara masyarakat Bugis, pertarungan ayam bahkan dianggap sebagai ukuran kepahlawanan seseorang. Seorang lelaki tidak dianggap tobarani (berani) jika ia belum pernah berpartisipasi dalam sabung ayam.

SABUNG AYAM MENJADI PEMICU PEPERANGAN

Tradisi ini pernah mempunyai pengaruh yang signifikan dalam sejarah, bahkan sampai menyebabkan perang. Di tahun 1562, pertandingan ayam menjadi penyebab perselisihan antara Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa.

Pada saat itu, Raja Gowa X, I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga Ulaweng, ikut serta dalam kompetisi sabung ayam melawan Raja Bone, La Tenrirawe Bongkange’. Kalahnya ayam Raja Gowa dipandang sebagai aib yang merusak kehormatan (siri’), yang memicu terjadinya perseteruan yang berlanjut selama satu generasi.

Ayam tidak hanya terdapat dalam catatan sejarah, tetapi juga dalam banyak kisah rakyat di Indonesia.

Di pulau Jawa, cerita tentang Cindelaras dari masa Kerajaan Jenggala pada abad ke-11 menceritakan perjalanan seorang pangeran yang terasing hingga berhasil menemukan jati dirinya lagi melalui lomba ayam aduan.

Di tanah Sunda, cerita tentang Ciung Wanara dari Kerajaan Galuh yang berasal dari abad ke-8 juga menunjukkan bahwa sabung ayam adalah cara untuk menetapkan posisi dan status sosial seseorang.

KENAPA INDONESIA MELARANG ADANYA SABUNG AYAM?

Walaupun memiliki dasar budaya yang mendalam, aktivitas sabung ayam tidak diizinkan di Indonesia karena sering dipakai sebagai alat untuk berjudi secara ilegal.

Dalam pelaksanaannya, pertarungan ayam melibatkan taruhan uang dengan cara menempelkan taji atau bilah kecil pada kaki ayam jantan untuk melukai musuhnya.

Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di lokasi yang tidak terlihat agar tidak diketahui oleh pihak berwenang.